Subhanallah... Mampukah Kita Membalas Kebaikan Ibu? Begini Jawab Anak Orang Yang Paling Ditakuti Setan |
Suatu ketika, Abdullah Bin Umar, putra dari Amirul Mu'minin, Umar bin Al
Khattab (Manusia yang paling ditakuti setan) melihat seseorang yang sedang
menggendong ibunya sambil thawaf mengelilingi Ka’bah.
Orang tersebut lantas berkata kepadanya, “Wahai Abdullah Bin Umar, menurut
pendapatmu apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku?”
Abdullah Bin Umar menjawab, “Belum, meskipun sekadar satu erangan ibumu
ketika melahirkanmu. Akan tetapi engkau sudah berbuat baik. Allah akan
memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau
lakukan.” (Kitab al-Kabair karya adz-Dzahabi).
Kisah di atas memberikan pelajaran berharga kepada kita bahwa setiap anak
tidak akan dapat membalas jasa orang tuanya, kecuali ia menemukan orang tuanya
sebagai budak, lalu dibeli dan dimerdekakan. (HR Muslim).
Dalam hadis lain, “Berbuat baik kepada kedua orang tua itu lebih utama
daripada shalat, sedekah, puasa, haji, umrah, dan berjihad di jalan Allah.” (HR
Thabrani).
Apakah masih ada kewajiban berbuat baik kepada orang tua setelah keduanya
wafat? Sabda Nabi SAW, “Masih, yaitu mendoakannya, memohonkan ampunan untuknya,
menunaikan janjinya, memuliakan temannya, dan menyambung hubungan kerabat yang
tidak tersambung kecuali dengannya.” (HR Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan al-Hakim).
Sejarah mencatat, banyak orang hebat yang lahir dari seorang ibu yang juga
hebat. Kita tidak akan dapat menjadi hebat seperti sekarang tanpa sentuhan
darinya. Maka, tak berlebihan jika ada ungkapan, Al-Jannatu tahta aqdami
al-ummahat”, surga berada di bawah telapak kaki ibu.
Karena itu, ketika seorang laki-laki berhijrah dari Yaman kepada Nabi SAW
dan ingin berjihad. Kemudian, Nabi SAW bertanya, “Apakah diYaman masih ada
kedua orang tuamu?”
“Masih ya Rasulullah” jawab laki-laki itu.
Nabi SAW bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan mintalah izin
darinya. Jika keduanya memberi izin maka engkau boleh berjihad dan jika
keduanya tidak mengizinkan maka berbuat baiklah kepadanya, karena hal itu
merupakan sesuatu yang paling baik yang engkau bawa untuk bertemu dengan Allah
setelah tauhid.” (HR Ahmad dan Ibnu Hibban).
Lalu, datang laki-laki lain kepada Nabi SAW meminta baiat untuk berangkat
hijrah. Ia berkata, “Aku datang kepadamu, sehingga membuat kedua orang tuaku
menangis.”
Kemudian Nabi SAW bersabda, “Kembalilah kepada keduanya dan buatlah
keduanya tertawa, sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.” (HR Abu
Dawud, Nasa’i, dan al-Hakim).
Ibu memiliki peran yang tak dapat digantikan oleh siapa pun. Dialah yang
mencetak generasi unggul.
Maka, tidaklah berlebihan jika seorang penyair mengungkapkan, Al-Ummu
madrasatun, in a’dadtahaa a’dadta sya’ban thayyiba al-a’raaqi. Ibu itu laksana
sebuah sekolah, apabila kamu persiapkan dengan baik, berarti kamu telah
mempersiapkan suatu bangsa dengan dasar yang baik.
Dalam hadis lain, Rasul SAW menempatkan ibu sebagai orang yang paling utama
untuk dihormati. Beliau memerintahkan umatnya untuk senantiasa memuliakan
ibunya, kemudian menyayangi ibunya. Setelah itu, barulah bapak. Wallahu a’lam.
Baca Juga:
loading...
0 Response to "Subhanallah... Mampukah Kita Membalas Kebaikan Ibu? Begini Jawab Anak Orang Yang Paling Ditakuti Setan"
Posting Komentar