Inilah 7 Cara Khusus Ta’arufan yang Benar Dalam Agama Islam |
Ta’aruf (bukan perkenalan
biasa) yang akan mengantarkan dua orang insan kepada mahligai terindah dalam
kehidupan manusia yaitu pernikahan. Namun Kebanyakan kita masih belum terlalu
mengetahui cara-cara ta’aruf yang baik. berikut ulasannya.
kiat-kiat ta’aruf Islami yang
benar agar nantinya tercipta rumah tangga sakinah mawaddah warohmah,
1. Melakukan
Istikharoh Dengan Sekhusyu’-khusyunya
Setelah ikhwan mendapatkan data dan foto, lakukanlah istikharoh dengan sebaik-baiknya, agar Allah SWT memberikan jawaban yang terbaik.
Setelah ikhwan mendapatkan data dan foto, lakukanlah istikharoh dengan sebaik-baiknya, agar Allah SWT memberikan jawaban yang terbaik.
Dalam melakukan istikharoh ini, jangan ada kecenderungan
dulu pada calon yang diberikan kepada kita. Tapi ikhlaskanlah semua hasilnya
pada Allah SWT.
Luruskan niat kita, bahwa
kita menikah memang ingin benar-benar membentuk rumah tangga yang sakinah
mawaddah warohmah. Seseorang biasanya mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa
yang diniatkannya.
2. Menentukan Jadwal
Pertemuan (Ta’aruf Islami)
Setelah Ikhwan melakukan istikharoh dan adanya kemantapan hati, maka segerlah melaporkan pada Ustadz, lalu Ustadz pun memberikan data dan foto kepada Ustadzah (guru akhwat), dan memberikan data dan foto ikhwan tersebut kepada Akhwat.
Setelah Ikhwan melakukan istikharoh dan adanya kemantapan hati, maka segerlah melaporkan pada Ustadz, lalu Ustadz pun memberikan data dan foto kepada Ustadzah (guru akhwat), dan memberikan data dan foto ikhwan tersebut kepada Akhwat.
Biasanya akhwat yang memang
sudah siap, Insya Allah setelah istikharoh juga segera melaporkan kepada
Ustadzahnya. Lalu segeralah atur jadwal pertemuan ta’aruf tersebut. Bisa
dilakukan di rumah Ustadzah akhwatnya.
Memang idealnya kedua
pembimbing juga hadir, sebagai tanda kasih sayang dan perhatian terhadap
mutarabbi (murid-murid). Hendaknya jadwal pertemuan disesuaikan waktunya, agar
semua bisa hadir, pilihlah hari Ahad, karena hari libur.
3. Gali Pertanyaan
Sedalam-dalamnya
Setelah bertemu, hendaknya didampingi Ustadz dan Ustadzah, lalu saling bertanyalah sedalam-dalamnya, ya bisa mulai dari data pribadi, keluarga, hobi, penyakit yang diderita, visi dan misi tentang rumah tangga.
Setelah bertemu, hendaknya didampingi Ustadz dan Ustadzah, lalu saling bertanyalah sedalam-dalamnya, ya bisa mulai dari data pribadi, keluarga, hobi, penyakit yang diderita, visi dan misi tentang rumah tangga.
Biasanya pada tahap ini, baik
ikhwan maupun akhwat agak malu-malu dan grogi, maklum tidak mengenal
sebelumnya. Tapi dengan berjalannya waktu, semua akan menjadi cair.
Peran pembimbing juga sangat
dibutuhkan untuk mencairkan suasana. Jadi tidak terlihat kaku dan terlalu
serius. Dibutuhkan jiwa humoris, santai namun tetap serius.
Silakan baik ikhwan maupun
akhwat saling bertanya sedalam-dalamnya, jangan sungkan-sungkan, pada tahap
ini. Biasanya pertanyaan-pertanyaan pun akan mengalir.
4. Menentukan Waktu
Ta’aruf Dengan Keluarga Akhwat
Setelah melakukan ta’aruf dan menggali pertanyaan-pertanyaan sedalam-dalamnya, dan pihak ikhwan merasakan adanya kecocokan visi dan misi dengan sang akhwat, maka ikhwan pun segera memutuskan untuk melakukan ta’aruf ke rumah akhwat, untuk berkenalan dengan keluarga besarnya.
Setelah melakukan ta’aruf dan menggali pertanyaan-pertanyaan sedalam-dalamnya, dan pihak ikhwan merasakan adanya kecocokan visi dan misi dengan sang akhwat, maka ikhwan pun segera memutuskan untuk melakukan ta’aruf ke rumah akhwat, untuk berkenalan dengan keluarga besarnya.
Ini pun sudah diketahui oleh
Ustadz maupun Ustadzah dari kedua belah pihak. Jadi memang semua harus selalu
dikomunikasikan, agar nantinya hasilnya juga baik.
Jangan berjalan sendiri.
Sebaiknya ketika datang bersilaturahim ke rumah akhwat, Ustadz pun mendampingi
ikhwan sebagai rasa sayang seorang guru terhadap muridnya.
Tetapi jika memang Ustadz
sangat sibuk dan ada da’wah yang tidak bisa ditinggalkan, bisa saja ikhwan
didampingi oleh teman pengajian lainnya.
Namun ingat, ikhwan jangan
datang seorang diri, untuk menghindarkan fitnah dan untuk membedakan dengan
orang lain yang terkenal di masyarakat dengan istilah ’ngapel’ (pacaran).
Hendaknya waktu ideal untuk
silaturahim ke rumah akhwat pada sore hari, biasanya lebih santai. Tapi bisa
saja diatur oleh kedua pihak, kapan waktu yang paling tepat untuk silaturahim
tersebut.
5. Keluarga Ikhwan pun
Boleh Mengundang Silaturahim Akhwat ke Rumahnya
Dalam hal menikah tanpa pacaran, adalah wajar jika orang tua ikhwan ingin mengenal calon menantunya (akhwat). Maka sah-sah saja, jika orang tua ikhwan ingin berkenalan dengan akhwat (calon menantunya).
Dalam hal menikah tanpa pacaran, adalah wajar jika orang tua ikhwan ingin mengenal calon menantunya (akhwat). Maka sah-sah saja, jika orang tua ikhwan ingin berkenalan dengan akhwat (calon menantunya).
Sebaiknya ketika datang ke
rumah ikhwan, akhwat pun tidak sendirian, untuk menghindari terjadinya fitnah.
Dalam hal ini bisa saja akhwat ditemani Ustadzahnya ataupun teman pengajiannya
sebagai tanda perhatian dan kasih sayang pada mutarabbi.
6. Menentukan Waktu
Khitbah
Setelah terjadinya silaturahim kedua belah pihak, dan sudah ada kecocokan visi dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan keluarga besanya, maka jangalah berlama-lama.
Setelah terjadinya silaturahim kedua belah pihak, dan sudah ada kecocokan visi dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan keluarga besanya, maka jangalah berlama-lama.
Segeralah tentukan kapan
waktu untuk mengkhitbah akhwat. Jarak waktu antara ta’aruf dengan khitbah,
sebaiknya tidak terlalu lama, karena takut menimbulkan fitnah.
7. Menentukan Waktu Khitbah
Setelah terjadinya silaturahim kedua belah pihak, dan sudah ada kecocokan visi dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan keluarga besanya, maka jangalah berlama-lama.
Setelah terjadinya silaturahim kedua belah pihak, dan sudah ada kecocokan visi dan misi dari ikhwan dan akhwat juga dengan keluarga besanya, maka jangalah berlama-lama.
Segeralah tentukan kapan
waktu untuk mengkhitbah akhwat. Jarak waktu antara ta’aruf dengan khitbah,
sebaiknya tidak terlalu lama, karena takut menimbulkan fitnah.
Semoga dengan menjalankan
kiat-kiat ta’aruf secara Islami di atas, Insya Allah akan terbentuk rumah
tangga yang sakinah mawaddah warohmah…yang menjadi dambaan setiap keluarga
muslim baik di dunia maupun di akhirat.
Semoga Bermanfaat
Sumber: taarufan.com
Baca juga :
loading...
0 Response to "Inilah 7 Cara Khusus Ta’arufan yang Benar Dalam Agama Islam"
Posting Komentar