Kisah Nyata, Keajaiban Datang dari Kekuatan DO'A Seorang ISTRI |
Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian.
Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.
Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki
yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima
pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan
dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh.
Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua
belas tepat, ia harus berada dirumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui
rahasia itu. Semua orang ta’jub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk
wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya,
bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya
ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui
permintaan sang gadis.
Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua
mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai
hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam.
Pernikahanpun berlangsung
Do'a "Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jama’a
bainakuma fii khairin" mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin
baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui
terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya.
Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan,
sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian
suci, beriman dan shalihah.
Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat
sang suami akan membawa istri kerumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya
sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah
baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang
penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.
Betapa terkejut sang istri akan apa yang ada
dihadapan 2 bola matanya
Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk
memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangun mimpi-mimpinya.
Dimana dikamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan
suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersama-sama. Pandangannya
menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi
dirinya.
Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola
matanya yang bening tertumbuk pada sebatang mandolin yang tergeletak disudut
kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya
Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik.
Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya
kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya.
Oh…segala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja
air matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, Alhamdulillah ‘ala
kulli halin. “Ya bagaimanapun yang dihadapi Alhamdulillah. Hanya Allah yang
Maha Mengetahui segala keghaiban.”
Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan
sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. “Ya Allah, aku harus kuat
dan tabah, sikap baik kepada suami adalah jalan hidupku.” Kata wanita itu lirih
di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada
suaminya melalui tangannya.
Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa
enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis.
Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam
hati, “Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau.
Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini didunia ini.” Saat tiba
sepertiga malam terakhir, Allah ta’ala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya.
Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap.
Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan
selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera
terdorong rasa rindu kepada mushallanya dan bergegas menuju tempat ibadahnya
dengan hati melayang.
MasyaAllah, begitu khusuk dan istiqomahnya sang
istri
Sang suami menuturkan,
“Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku
betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai
akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata
masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur
dikamar lain. Aku segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara
sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah
bersinar ditengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku.
Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada diperaduan ibadahnya.
Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya
termasuk dimalam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan
membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri dihadapan
Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah
kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyu’annya, lebih cantik dari saat memakai
pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul
mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku”
Seusai shalat ia memandang kearah suaminya. Tangannya dengan
lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya.
Masya Allah, Subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini.
Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih
pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi
kekasihnya. Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya,
sementara sang suami menghabiskan malam-malamnya dengan begadang, memainkan
alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka
pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Qur’an yang demikian syahdu
menggugah hati.
Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah.
Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah
berdo'a. Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai
wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat
mendengar istrinya berdo'a sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan
butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya.
Sang suami mulai sadar, hingga....
Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi,
meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan
istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap ditaman
kenikmatan, dihadapan Rabbnya.
Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat
kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia
lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah dilakukan
seumur hidupnya.
Inilah buah dari do'a
wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup.
Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu
mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh
lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi da’i besar dikota Madinah.
Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang
amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami,
istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan “bukan permata
biasa”. (Ummu Asyrof dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak)
Baca juga :
loading...
0 Response to "Kisah Nyata, Keajaiban Datang dari Kekuatan DO'A Seorang ISTRI"
Posting Komentar