Untuk Pasangan Suami Istri Jangan Sembarangan, ini Posisi Paling Baik Menurut Islam Dalam Berjima' |
Berjima terasa tak nikmat dan nyaman jika posisinya salah,
gunakan saja posisi paling baik menurut islam ini dalam berjima'. Insyaallah
Allah memberkahi
Saat berjima dengan pasangan suka gonta-ganti atau pindah posisi karena kurang nyaman.
Berbagai gaya serta posisi sudah berubah, tapi tetap saja terasa tak nikmat.
Jangan sembarangan pilih posisi saat berjima'. Bukannya menjadi nikmat malah akan berakibat fatal.
Perlu kamu ketahui, ini ada posisi paling baik menurut islam dalam berjima' sebagaimana dikutip islampos.com
Saat berjima dengan pasangan suka gonta-ganti atau pindah posisi karena kurang nyaman.
Berbagai gaya serta posisi sudah berubah, tapi tetap saja terasa tak nikmat.
Jangan sembarangan pilih posisi saat berjima'. Bukannya menjadi nikmat malah akan berakibat fatal.
Perlu kamu ketahui, ini ada posisi paling baik menurut islam dalam berjima' sebagaimana dikutip islampos.com
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa:
جَاءَ عُمَرُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكْتُ قَالَ وَمَا أَهْلَكَكَ. قَالَ حَوَّلْتُ رَحْلِى اللَّيْلَةَ. قَالَ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- شَيْئًا قَالَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- هَذِهِ الآيَةَ (نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ) أَقْبِلْ وَأَدْبِرْ وَاتَّقِ الدُّبُرَ وَالْحِيضَةَ
Umar datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, binasalah aku.” Rasulullah bertanya, “Apa yang membinasakanmu?” Umar menjawab, “Aku mengalihkan tungganganku tadi malam.” Rasulullah diam, tidak menjawab apapun. Kemudian turunlah ayat, “Istri-istrimu adalah (laksana) tanah tempat bercocok tanam bagimu, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu sebagaimana saja yang engkau kehendaki” (QS. Al Baqarah : 223). (Rasulullah pun bersabda) “Engkau boleh dari depan atau belakang, tetapi jangan ke dubur dan saat haid.”
جَاءَ عُمَرُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكْتُ قَالَ وَمَا أَهْلَكَكَ. قَالَ حَوَّلْتُ رَحْلِى اللَّيْلَةَ. قَالَ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- شَيْئًا قَالَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- هَذِهِ الآيَةَ (نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ) أَقْبِلْ وَأَدْبِرْ وَاتَّقِ الدُّبُرَ وَالْحِيضَةَ
Umar datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, binasalah aku.” Rasulullah bertanya, “Apa yang membinasakanmu?” Umar menjawab, “Aku mengalihkan tungganganku tadi malam.” Rasulullah diam, tidak menjawab apapun. Kemudian turunlah ayat, “Istri-istrimu adalah (laksana) tanah tempat bercocok tanam bagimu, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu sebagaimana saja yang engkau kehendaki” (QS. Al Baqarah : 223). (Rasulullah pun bersabda) “Engkau boleh dari depan atau belakang, tetapi jangan ke dubur dan saat haid.”
Ibnu Qayyim Al Jauziyah
dalam Zaadul Ma’ad menerangkan:
Posisi terbaik ketika berhubungan suami istri adalah, suami berada di atas istri. Yakni setelah sang suami mencumbui istrinya, merayu dan menciuminya, ia meminta istri tidur terlentang. Dengan posisi ini pula, istri disebut sebagai ranjang. Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya, ”Seorang anak adalah untuk pemilik ranjang.”
Posisi ini juga menunjukkan kepemimpinan suami atas istrinya, sebagaimana firman Allah:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” (QS. An Nisa’ : 34)
Seorang penyair berkata,
Posisi terbaik ketika berhubungan suami istri adalah, suami berada di atas istri. Yakni setelah sang suami mencumbui istrinya, merayu dan menciuminya, ia meminta istri tidur terlentang. Dengan posisi ini pula, istri disebut sebagai ranjang. Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya, ”Seorang anak adalah untuk pemilik ranjang.”
Posisi ini juga menunjukkan kepemimpinan suami atas istrinya, sebagaimana firman Allah:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” (QS. An Nisa’ : 34)
Seorang penyair berkata,
Jika aku menginginkan istriku,
ia laksana ranjang yang menopangku
Saat diriku mencapai kepuasan
Ia laksana pelayan yang selalu memujaku
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
“Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka (QS. Al Baqarah : 187)
'Pakaian’ yang paling sempurna adalah saat
posisi seperti ini. Sebab dengan posisi ini, pakaian suami adalah ‘ranjang’nya.
Sementara pakaian istri adalah ‘selimut’nya. Posisi suami di atas istri,
diambil dari konteks ayat tersebut. Ini posisi terbaik, suami dan istri saling
menjadi pakaian satu sama lainnya.هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
“Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka (QS. Al Baqarah : 187)
Demikian pandangan Ibnu Qayyim Al Jauziyah mengenai posisi terbaik dalam berjima. Wallahu a’lam bish shawab.
Baca Juga:
Astagfirullah! Satu Keluarga 3 Orang “Semua Kena Kanker”! Rupanya Penyebabnya Adalah “Barang Dapur” yang Kita Gunakan Sehari-hari Ini,Ternyata…!!
loading...
0 Response to "Untuk Pasangan Suami Istri Jangan Sembarangan, ini Posisi Paling Baik Menurut Islam Dalam Berjima'"
Posting Komentar